Press "Enter" to skip to content

Lapak Flamboyan Pondok Karya, Lapak Tomprang Paling Ideal di Jakarta?

Diskusi mengenai sistem tomprang ideal bergulir belum ada habisnya didunia maya, sejak berdirinya forum yang dimotori oleh Betawi Bird Farm sekitar tahun 2004 lalu, hingga sekarang. Jarak lepasan, masalah perjokian, mafia, hak milik tanah dan banyak lagi permasalahan yang membutuhkan solusi dan perbaruan. Salah satu yang sering mengemuka adalah wacana jarak lepasan, muncul ide jika jarak lebih dekat, akan banyak menyelesaikan problematika tomprang. Diantaranya, resiko burung hilang relatif lebih sedikit. Power merpati, masih baik sehingga ketinggian dan landasnya merpati masih penuh tenaga. Peluang burung mentok lebih besar. Pertandingan bisa dilakukan beberapa kali lepasan dalam 1 hari. Jadi, jika jarak lepasan menjadi lebih dekat, maka apakah lapak  tomprang menjadi ideal?

Hasil pantauan tim forum, lapak Flamboyan Pondok Karya yang berada di Jakarta Selatan, memenuhi banyak kriteria dalam hal yang menyenangkan. Lepasan hanya berjarak sekitar 3 km. Pertandingan selalu ada setiap minggunya. Burung lebih mudah dan banyak yang mentok tentunya. Kabarnya, Zorro (Juara MORG Tomprang CUP) hanya perlu waktu 1 bulan setengah untuk perdananya.

Pada pertandingan MORG Tomprang CUP, beberapa waktu lalu, cerita-cerita selama pertandingan cukup mendebarkan dan menyenangkan. Dalam satu hari 19 merpati berhasil dilombakan hingga selesai. Burung yang bertanding di semi final dan final adalah burung2 tinggi karena seleksi di babak sebelumnya menyulitkan burung rendah untuk masuk ke babak semi final.

Begitupun dengan power, diceritakan bahwa ada seekor burung bernama Santo, dari lapak hijau adalah burung dengan tipe nos hingga pasir buyar.  Walaupun berada diposisi semi final, artinya sudah lepasan yang lebih dari satu kali, Santo tetap membuyarkan pasir. Apa hubungannya dengan jarak lepasan? Power!

Begitupun Falcon (Juara 2 MORG Tomprang CUP), burung yang juga berasal dari kandang Hijau dengan gaya kamikaze yang luar biasa. Entah benar atau tidak, Falcon dan Santo adalah burung dengan warna identik sehingga sulit dibedakan dan memiliki karakter turun yang sama² keras.

Walaupun, akhirnya kemenangan ada di tangan Zorro dari kandang Merah Kuning yang tentu saja menjadi menarik karena karakternya tidak sekeras Falcon. Tapi, Zorro memang memiliki kecepatan stabil dari stut awal hingga akhir. Zorro burung yang cerdas, mampu memainkan perannya dengan baik itulah hingga menghasilkan kemenangan. Penonton dan praktisi hingga panitia puas dengan drama antara Falcon dan Zorro di pertandingan Final.

Penonton puas karena Power Santo, Falcon dan Zorro tetap terjaga hingga ke Final dihari yang sama pertandingan 19 squad dari 5 kandang, bukankah ini menarik? Atas hal itu, layakkah lapak Flamboyan menjadi lapak ideal tomprang Jakarta? Kalau ditanyakan kesaya, saya akan jawab:  Iya!

Penulis : Dany Wicaksono, S. Kom

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.