Press "Enter" to skip to content

Harumnya Sebotol Parfum, Harga Merpati dan Secangkir Kopi Nikmat

Membaca judul diatas mungkin kita akan bertanya tanya apa hubungan dari ketiganya, adakah yang menarik ataukah ada benang merah diantara itu semua. Ketika kita mengirup aroma parfum yang wangi lembut menyerbak apa yang terbanyang dipikiran kita, ketika kita berada di gerobak angkringan atau di starbuck kemudian kita menyeduh secangkir kopi yang nikmat apa yang terlintas dalam pikiran kira, ketika kita melihat seekor merpati dapat mencapai harga fantastis apa yang menjadi pertanyaan kita?…

rekan rekan morger pasti akan menebak nebak kemana arah tulisan saya ini..
sebelum itu ijinkan saya bercerita tetnang minyak wangi dan kopi yang sering kita nikmati dan pakai sehari hari…

Disuatu tempat di daerah bogor ada sebuah pabrik yang mengolah berbagai tumbuh tumbuhan untuk dijadikan minyak wewangian yang dinamakan minyak atsiri, minyak atsiri ini dikemas dan dijual eksport ke singapura dengan harga +- Rp 300.000/liter. Di singapura minyak atsiri ini diolah sebentar dan dikemas lebih kecil dan dijual dengan harga +-$100/botol kira2 isinya 200ml. minyak atsiri ini dijual dari singapura ke italia, perancis,amerika dll. Di italia dan perancis minyak ini diolah lagi diberi bumbu bumbu dan diberi merk hermes, chanel,bvlgari,vesace,clive christian dll kemudian di jual lagi ke Indonesia dengan harga +- $ 1000 perbotol kecil dan kita membelinya. atsiri kita jual 300.000 (made in indonesia) dan kita beli lagi Rp 1.000.000/botol kecil (made in global).

Disuatu malam saya berjalan jalan di emperan jalan malioboro, rasa haus dan udara dingin memaksa saya untuk sesegera mungkin menghampiri gerobak angkringan yang tertambat di trotoar jln, di situ segera saya mendapatkan secangkir kopi nikmat yang segera tersaji, nikmat terasa begitu kopi hangat itu menyentuh lidah saya. setelah menghabiskan kopi nikmat itu sayapun bertanya kepada penjualnya..mas berapa harga kopinya..diapun menjawab 5000 rupiah pak. Dilain hari saya merasakan kopi yang hampir sama enaknya dari kopi yang saya dapatkan di emperan malioboro tetapi kali ini saya meminumnya di Starbucks coffe dan berapa yang harus saya bayar untuk secangkir kopi? Ternyata saya harus merogoh dompet saya sekitar Rp 100.000 untuk secangkir kopi itu. apa bedanya angkringan dan starbucks ,sama sama kopi yang diracik dari biji kopi hitam yang jelek lagi pahit.

Sekitar awal tahun 2000an dunia permerpatian khususnya tinggian banyak tercetak rekor rekor pembelian ataupun penjualan merpati, sekitar tahun tahun itu di jawa tengah beberapa transaksi besar merpati BATISTUTA di transfer dari Yen GG ke YAP, RODA GILA dari YAP ke POWER TEL, TARGET dari YAP ke KATRACO dll. hampir semuanya mencapai harga yang fantastis, harganya ada di kisaran 8 digit. Pada saat yang sama di panggung muntilan juga banyak terjadi transaksi yang burungnya kwalitasnya mungkin hampir sama tetapi nominal transaksinya jauh berbeda dari transaksi diatas. apa bedanya merpati ber Ring YAP, YEN GG , KATRACO dengan ring ring yang lainnya.

Dari 3 hal diatas apa yang menjadi pembeda antara keduanya ?
Apakah harga harus selalu berbanding lurus dengan kwalitas? apa saja yang sebenarnya mempengaruhi harga?

Kalau kita cermati dari ketiga hal diatas akan kita dapati bahwa yang mentukan dari harga sebenarnya bukan APA tapi SIAPA. Harga ditentukan oleh siapa yang bisa memberi “Value” bagi apa yang dihasilkan atau dijual. Yap telah mampu memberikan NILAI bagi burung burungnya. Terlepas dari seperti apa kwalitas burung yang dihasilkan tetapi siapapun yang merasa memiliki atau menggunakan akan merasa bangga atau memiliki nilai lebih. Kita cermati di dunia maya, di forum ini ataupun di forum/grub yang lain setiap posting yang berkaitan dengan ring YAP, YEN GG maupun KATRACO pasti ramai, terlepas dari apapun topiknya bagaimanpun kwalitas burungnya, yang penting merknya bukan burungnya. Itulah VALUE yang saya maksudkan.

Apakah kwalitas pasti akan menentukan “NILAI “harga merpati ? menurut saya tidak.
Kalau kita cermati dalam menentukan harga biasanya akan ditentukan berdasarkan tipekal dari penjual maupun pembelinya. menurut saya ada 3 tipe pembeli :

1.Membeli karena Harga
2.Membeli karena Kwalitas/kebiasaan
3.Membeli kerena prestige
dari ketiga tipe ini saling berbeda perilakunya.

-pembeli tipe yang pertama akan selalu tertarik kepada barang/burung murah. banyak bertanya, selalu menaruh harapan yang tinggi atau bahkan terlalu tinggi bermain di posisi ini potensi konfliknya tinggi. harga murah adalah daya tarik yang utama.

-pembeli tipe ke dua lebih banyak melihat dan mencari informasi yang lebih riil, tidak terlalu banyak bertanya tetapi selalu realistis, harga berbanding lurus dengan kwalitas. potensi konfliknya sedang.

-pembeli tipe yang ke tiga ini mementingkan gengsi, tidak akan banyak tanya, sedikit negosiasi dan minim konflik. mereka sudah tahu barang/burung yang mereka beli pasti bagus dan harga bukan hal utama. (contoh :yap tidak pernah komplain ke gg walaupun mungkin burung yang dibeli dengan rekor harga tertinggi kwalitasnya ternyata dibawah ekspektasi.)

Nilai harga merpati ditentukan antara penjual dan pembeli dalam memahami posisi dan dimana dia menempatkan diri. Peternak/ penjual kecil (kurang terkenal) bukan berarti burungnya tidak berkwalitas, kenyataannya banyak peternak kecil yang burungnya melebihi kwalitas dari peternak peternak besar, kelebihan para peternak besar adalah mampu memberi VALUE (nilai) pada burung burung yang mereka hasilkan sehingga harganya bisa jauh melebihi standart pada umumnya.

SIAPA dan bukan APA.

Salam.

Jhoni Tomprang

 

One Comment

  1. Wahyu Dwi S November 3, 2014

    Sapa yg jual merpati di balikpapan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.